LONTE DI LHOK SEUMAWE
EMBUKA KEDOK LONTE LAKNATILLAH DILHOKSEUMAWE ALA ABG▼ Selain mahasiswa, juga banyak siswi-siswi SMP favorit di Kota Lhokseumawe yang terjun kedalam bisnis LONTE tersebutFoto: Anak ABG yang menjadi tersangka pekerja
LonteLhokseumawe - Sebagai kota yang pernah dikenal dengan sebutan Kota Petro Dolar, karena mampu menghasilkan gas alam terbesar di dunia, Lhokseumawe memang tidak terlepas dari berbagai persoalan, meskipun saaat ini sedang digalakkannya penerapan Syariat Islam.Sehingga mulai melahirkan gejala-gejala sosial, salah satunya adalah ‘bisnis’ protitusi/lonte yang dilakukan oleh pelajar, mulai dari pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga mahasiswi.Para wanita-wanita tersebut, umumnya melancarkan aksinya dengan cara terselubung dan tidak berpakaian yang sangat mencolok. Penampilan mereka sama seperti orang lain, menggunakan jilbab dan baju yang panjang, sehingga banyak yang tidak tahu kalau mereka memiliki profesi ganda.Umumnya mereka terjerumus kedalam dunia hitam itu, akibat himpitan ekonomi dan banyak juga ditemukan karena keluarganya broken home, serta ingin menikmati kehidupan yang mewah,ada pula yang gagal bercinta setelah mendapatkan janji manis dari sang pacar dan menyerahkan keperewanan lalu sangpacar pun pergi, alasan itu menjadi alasan awal bagi mereka, yang kemudian terbawa dalam dunia pelacuran.Begitulah kesaksian yang diperoleh KABAR Rakyat ACEH saat menemui “D”, pria tersebut berprofesi sebagai penghubung atau istilah kasarnya Agen bagi para wanitayang mau melayani kebutuhan birahi laki-laki.Ia bercerita selain mahasiswa, juga banyak siswi-siswi SMP favorit di Kota Lhokseumawe yang terjun kedalam bisnis hitam itu. Bahkan siswi-siswi SMP itu bisa dibawa keluar daerah.“Banyak anak SMP yang bisa dipakai, abangpilih aja mana yang mau,” ujar “D” sambil menunjuk kearah gadis-gadis belia itu.Mengenai persoalan harga, “D” menceritakan tidak terlalu mahal, untuk sekali tidur dengan gadis yang masih SMP itu, biayanya hanya sekitar Rp. 200 ribu sampai Rp.300. Selain menggunakan duit, para para pekerja seks terselubung ini jugadapat dibarter dengan sabu-sabu atau yang sering disebut “STP”.Untuk gadis yang masih perawan, harganya sedikit mahal karena tidak mudah mencari gadis yang masih perawanuntuk menjajakan dirinya. “Kalau yang masih perawan mahal bg,” tutur “DFenomena ‘bisnis’ prostitusi di Kota Lhokseumawe sepertinya tidak akan padam, walau berbagai aturan tentang syariah terus digiatkan oleh pemerintah Kota tersebut.Selain karena masalah terhimpitnya ekonomi, persoalan keluarga, kekekecewaan menjadi penyebab jalannya ‘bisnis’ prostitusi dikota Pantai
LonteLhokseumawe - Sebagai kota yang pernah dikenal dengan sebutan Kota Petro Dolar, karena mampu menghasilkan gas alam terbesar di dunia, Lhokseumawe memang tidak terlepas dari berbagai persoalan, meskipun saaat ini sedang digalakkannya penerapan Syariat Islam.Sehingga mulai melahirkan gejala-gejala sosial, salah satunya adalah ‘bisnis’ protitusi/lonte yang dilakukan oleh pelajar, mulai dari pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga mahasiswi.Para wanita-wanita tersebut, umumnya melancarkan aksinya dengan cara terselubung dan tidak berpakaian yang sangat mencolok. Penampilan mereka sama seperti orang lain, menggunakan jilbab dan baju yang panjang, sehingga banyak yang tidak tahu kalau mereka memiliki profesi ganda.Umumnya mereka terjerumus kedalam dunia hitam itu, akibat himpitan ekonomi dan banyak juga ditemukan karena keluarganya broken home, serta ingin menikmati kehidupan yang mewah,ada pula yang gagal bercinta setelah mendapatkan janji manis dari sang pacar dan menyerahkan keperewanan lalu sangpacar pun pergi, alasan itu menjadi alasan awal bagi mereka, yang kemudian terbawa dalam dunia pelacuran.Begitulah kesaksian yang diperoleh KABAR Rakyat ACEH saat menemui “D”, pria tersebut berprofesi sebagai penghubung atau istilah kasarnya Agen bagi para wanitayang mau melayani kebutuhan birahi laki-laki.Ia bercerita selain mahasiswa, juga banyak siswi-siswi SMP favorit di Kota Lhokseumawe yang terjun kedalam bisnis hitam itu. Bahkan siswi-siswi SMP itu bisa dibawa keluar daerah.“Banyak anak SMP yang bisa dipakai, abangpilih aja mana yang mau,” ujar “D” sambil menunjuk kearah gadis-gadis belia itu.Mengenai persoalan harga, “D” menceritakan tidak terlalu mahal, untuk sekali tidur dengan gadis yang masih SMP itu, biayanya hanya sekitar Rp. 200 ribu sampai Rp.300. Selain menggunakan duit, para para pekerja seks terselubung ini jugadapat dibarter dengan sabu-sabu atau yang sering disebut “STP”.Untuk gadis yang masih perawan, harganya sedikit mahal karena tidak mudah mencari gadis yang masih perawanuntuk menjajakan dirinya. “Kalau yang masih perawan mahal bg,” tutur “DFenomena ‘bisnis’ prostitusi di Kota Lhokseumawe sepertinya tidak akan padam, walau berbagai aturan tentang syariah terus digiatkan oleh pemerintah Kota tersebut.Selain karena masalah terhimpitnya ekonomi, persoalan keluarga, kekekecewaan menjadi penyebab jalannya ‘bisnis’ prostitusi dikota Pantai
Comments
Post a Comment